Selasa, 26 Juni 2012

(Puisi) Lembaran Tak Bernilai



Lembaran tak Bernilai

Serumput anyaman dalam sebuah genggaman
Menapak menuju tumpukan harapan
Sempat terhenti lembaran tak bernilai
Hingga akhir lembaran dianggap bernilai


Sedalam samudera dulu berharap
Seluas syair filsafat ia citakan
Genggaman tangan mulai lepaskan
Menuju lembaran yang bernilai


Akhir hidup begitu berarti
Sedikit harapan jadikan asa
Rangkaian kemelut dalam lembaran
Semakin tegas nilai lembaran


Ini harusnya dia cari
Untuk ini dia benci lembaran
Namun lembaran tak tau malu
Dalam lingkaran pandang segala   

(25-06-2012)

(Puisi) Revolusi


               Revolusi

Tangan keras melawan selembar penguasa
Kekuatan diri coba hancurkan tiang kekuasan
Amarah bara melawan kepicikan nurani
Kepalan tangan citakan perubahan

Bersenjatakan semangat, bengis mereka lawan
Jiwa memerah semangat menghitam
Dalam hati surga atau neraka
Iringi langkah menuju kemenangan

Mesin serakah akan ditumbangkan
Air kehausan akan mereka ganti
Dengan lengkungan senjata buruh
Dari bawah mereka keatas


                                                                                                                                                            (25-06-2012)

(Puisi) Reformasi 1998?


                                                                                                               

Reformasi 1998?

Langkah demi langkah ia berjalan
Kaki lemas tak dihiraukan
Tak tahu sedih atau bingung
Muka pucat penuh keringat

Sampailah didepan seorang bijak
Dengan tangannya keringat terusap
Sedikit ragu ia bertanya
Apa itu Reformasi 1998?

Melangkah lagi semakin lesu
Ke barat daya ia berjalan
Kepada bapak ia bertanya
Pak, apa Reformasi 1998 yang telah berikan?

          (02-06-2012)

(Puisi) Inilah Jawabnya


Inilah jawabnya

Diujung kegelisahan, ketika kau menanyakan arti hidup
Kematian-lah jawabnya
Disaat kau sedih, kebahagiaan pikir kau tanya
Tangis air mata-lah jawabnya
Pergilah ketika kau tanyakan arti kehadiran
Hilanglah ketika ke-ada-an kau tanyakan
Hiduplah dalam angkara, maka kau akan tahu makna kebaikan
Hiduplah dalam kesepian, maka kau akan tahu makna keramaian
Hiduplah dalam kesengsaraan, maka kau akan tahu makna kebahagiaan
Hiduplah dalam kesalahan, maka kau akan tahu makna kebenaran

(10 Juni 2012)